Apa Anda tahu apa itu Barista? Barista adalah orang yang bekerja membuat dan menyajikan minuman kopi untuk para pelanggan di kedai atau coffee shop. Boleh dibilang, ia merupakan ujung tombak yang menentukan secangkir kopi bisa enak dinikmati oleh khalayak. Oleh karenanya, ia harus memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam hal perkopian.
Bagi Anda yang kerap ngopi di cafe atau coffee shop, istilah barista adalah sesuatu yang lazim terdengar. Lalu apa itu barista kopi? Apa saja tugas dan keahliannya? Mengapa hanya bisa ditemui di tempat ngopi khas Italia?
Bagi Anda yang belum tahu, barista adalah sebutan bagi orang yang meracik kopi di coffee shop. Meski terdengar sepele, tugasnya ternyata tidak mudah dan butuh keahlian. Para peracik kopi ini juga tidak sembarangan, butuh latihan sebelum akhirnya melayani pelanggan.
Tidak hanya menghadapi pelanggan, kemahiran para peracik kopi ini ternyata juga dipertandingkan. Di Indonesia sendiri, kompetisi barista tahunan setingkat nasional sudah diadakan sejak tahun 2004. Beberapa dari finalisnya bahkan berkompetisi di tingkat dunia dan berhasil meraih juara.
Dalam artikel ini, akan dijelaskan lengkap tentang apa itu barista, mulai dari tanggung jawab hingga latihan yang dibutuhkan. Lalu apakah mungkin seseorang bisa menjadi barista tanpa kursus yang formal? Simak pembahasan lengkapnya sampai selesai!
Apa itu Barista Kopi?
Untuk menjawab apa itu barista, mari simak asal-usulnya dulu. Memang, maraknya orang yang memilih profesi sebagai barista dipengaruhi suksesnya bisnis kopi waralaba yang merebak pada second wave (1960-an). Tapi tahukah Anda bahwa ternyata barista sudah ada jauh lebih lama?
1. Sejarah Barista
Secara etimologi, barista berarti pelayan bar atau bartender dalam bahasa Italia. Di negara asalnya, barista laki-laki disebut baristi sementara perempuan disebut bariste. Di Italia, profesi ini tidak terbatas meracik minuman kopi, tapi segala macam minuman termasuk alkohol.
Profesi peracik kopi diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15, saat kedai kopi pertama kali buka di Mekah, Arab Saudi. Tempat ngopi ini kerap digunakan untuk bersantai, berdiskusi, dan bermain catur warga sekitar. Lama-kelamaan, bermunculan kedai-kedai lainnya di Arab seiring meluasnya perdagangan kopi.
Di Eropa, kedai kopi muncul pertama kali pada tahun 1629 di Venisia, Italia. Setelah itu, bisnis kedai minuman ini banyak bermunculan tidak hanya di Italia tapi juga negara-negara lain seperti Inggris, Perancis, Portugal, Romania, Swiss, dan masih banyak lagi.
Meski kedai coffee shop khas Italia sudah berkembang di Eropa sejak tahun 1600-an, istilah barista sebagai peracik kopi berawal di Amerika Serikat. Pada 1900-an, banyak imigran Italia yang membuka warung atau kedai yang menjual sajian kopi khas negara asalnya.
Kedai-kedai ini awalnya buka di kawasan padat penduduk asal Italia, seperti New York, Little Italy, Boston, dan Greenwich Village. Warung ini lama kelamaan populer di kalangan masyarakat Amerika Serikat, kemudian merambah kota-kota lainnya pada awal 1950-an.
Masyarakat menyebut warung ini sebagai cafe yang berarti kopi dalam beberapa bahasa. Di samping itu, mayoritas kedai menuliskan cafe sebagai tanda mereka menyediakan minuman dari biji tanaman Coffea ini. Untuk menyebut orang yang bekerja di balik bar coffee shop, masyarakat memanggilnya barista.
Panggilan barista untuk para peracik kopi terus digunakan seiring perkembangan industri kopi dan cafe. Tidak hanya muncul asosiasinya di tiap negara, tapi juga ada sertifikasi, pelatihan, dan kompetisi.
Ditambah lagi, muncul kedai-kedai franchise yang kemudian ekspansi ke banyak negara. Hal ini membantu mempromosikan kebiasaan ngopi dan menyerap banyak tenaga kerja untuk menjadi peracik minuman pahit ini. Karena itu barista tidak hanya menjadi profesi yang menjanjikan, tapi juga cukup bergengsi.
Baca juga: 10 Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia
2. Perbedaan Bartender dan Barista
Barista dan bartender sebenarnya memiliki arti yang sama, tapi identik dengan profesi yang berbeda. Sebab di Amerika Serikat pada saat itu, sebelum cafe atau coffee shop khas Italia merebak, ada banyak pub dan klub. Tempat-tempat ini memiliki bar yang menjual minum-minuman beralkohol yang diracik dan disajikan oleh bartender.
Berhubung warung kopi pada saat itu paling banyak menjual minuman khas Italia, masyarakat pun terbiasa memanggil peraciknya dengan barista. Panggilan itu terus digunakan untuk membedakan minuman yang disajikan.
Selain masalah jenis minuman, tidak ada beda antara barista dan bartender. Keduanya sama-sama harus meracik minuman dan melayani pelanggan dengan skill dan alat yang ada di meja bar mereka.
Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Barista
Dalam The Secret of Barista, Ir. Edy Panggabean menjelaskan bahwa ada tiga seni yang harus dikuasai barista. Seni melayani, menyajikan, dan meracik kopi. Oleh karena itu, tugas barista di sebuah cafe adalah sebagai berikut.
1. Membuat Kopi yang Nikmat
Setelah mengetahui apa itu barista, tentu Anda sudah bisa menebak tugas utamanya, meracik minuman dari biji kopi. Seorang pelayan bar yang baik tidak hanya bisa menyeduh menggunakan mesin, tapi juga menggunakan metode manual. Misalnya pour over, syphon, tubruk, dan plunger.
Membuat kopi yang nikmat juga tidak hanya tergantung pada skill menyeduh saja. Seorang pelayan bar juga dituntut untuk bisa meracik houseblend yang nikmat. Karena itu mayoritas barista cafe yang tidak berbentuk waralaba, bertanggung jawab memilih biji yang digunakan.
Baca juga: Manfaat Kopi Hitam & Hijau Bagi Kesehatan dan Kecantikan
2. Mengoperasikan dan Merawat Alat
Barista atau pelayan bar adalah ujung tombak sebuah coffee shop, terutama dalam menentukan cita rasa kopi yang akan dinikmati oleh pelanggannya. Selain rasa minuman, aksi mereka juga bisa menjadi hiburan. Beberapa cafe menempatkan meja bar di tengah ruangan agar pelanggan bisa melihat aksi sang peracik. Karena itu, ketrampilan menggunakan segala macam alat seduh dibutuhkan.
Tapi apa Anda tahu bahwa tugas barista tidak hanya sebatas itu? Selain meracik, meramu, dan menyeduh minuman, seorang pelayan bar juga bertanggung jawab untuk merawat alat-alatnya. Mulai dari yang kecil seperti gelas dan pour over cone, hingga yang besar dan rumit seperti mesin espresso.
3. Menjaga Bar Tetap Bersih
Pernah datang ke coffee shop yang meja bar-nya berantakan dan jorok? Jika iya, bagaimana perasaan Anda saat ingin memesan minuman atau menikmati sajian di meja tersebut? Ilfil? Jijik? atau bahkan kapok datang lagi ke sana?
Meja bar merupakan wajah dari sebuah coffee shop, tidak hanya menjadi tempat memproses pesanan, tempat ini juga menjadi pusat transaksi dan perhatian di ruangan. Menjaganya tetap bersih adalah tanggung jawab seorang barista.
Kebersihan tempat kerja tidak hanya mempengaruhi penampilan, tapi juga produknya. Seperti chef yang selalu menjaga tempat kerjanya rapi agar efisien dalam bekerja, begitu pula dengan juru seduh kopi.
Baca juga: Mengenal Kopi Luwak Indonesia, Salah Satu Kopi Termahal di Dunia
4. Membuat Minuman Non Coffee
Di bagian apa itu barista memang dijelaskan bahwa sebutan tersebut identik dengan pelayan bar yang menyediakan kopi. Tapi, cafe-cafe tidak lagi hanya menjual minuman pahit yang nikmat ini saja. Menu non coffee disediakan agar orang-orang yang tidak kuat dengan kafein tetap mau datang dan menghabiskan waktu di tempat itu.
Oleh karena itu, barista juga dituntut untuk mampu membuat minuman-minuman non coffee. Beberapa menu yang biasanya tersedia di cafe adalah matcha latte, red velvet latte, coklat, teh, dan mocktails.
5. Berkomunikasi dengan Pelanggan
Jangan kira pekerjaan menjadi barista hanya tentang menyeduh minuman saja, membuat pelanggan merasa nyaman juga penting. Bayangkan saja jika Anda pemula dalam dunia perkopian, datang ke coffee shop, tapi bertemu pelayan bar yang judes.
Oleh sebab itu, seorang pelayan bar juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak hanya bisa membuat pelanggan merasa nyaman, tapi bisa mempertemukan pelanggan yang awam kopi dengan sajian yang cocok dengannya.
Baca juga: Beli Kopi Biji atau Bubuk?
Syarat Menjadi Barista
Setelah mengerti apa saja tugas barista itu, apakah Anda tertarik berkarier sebagai pelayan bar? Jika iya, ternyata syaratnya tidak sulit, hanya saja butuh motivasi diri yang tinggi serta ketekunan dalam berlatih dan mendalami dunia perkopian.
Dalam buku The Secret of Barista disebutkan bahwa ilmu barista terdiri dari empat dasar. Menilai mutu bahan, mengoperasikan mesin espresso, grinder (gilingan), dan meracik kopi.
Untuk menguasai skill dasar ini, Anda butuh latihan dengan tekun, sabar, dan teliti. Mulai dari observasi dan mempelajari proses pengolahan biji kopi, menggiling, hingga membiasakan diri menggunakan alat-alat seduh.
Dalam industri, barista adalah salah satu orang yang penting dalam mempromosikan kebiasaan ngopi. Karena itu, Anda juga perlu memperluas wawasan dunia perkopian dan melatih indera pengecap. Caranya adalah dengan mencicipi berbagai sajian, baik yang enak atau pun tidak.
Sebab, mana mungkin menjadi juru seduh kopi jika tidak pernah ngopi? Atau membuat minuman yang enak jika tidak pernah tahu rasanya yang tidak enak? Dalam sebuah wawancara di televisi swasta, seorang barista bernama Novita Riantika pernah bercerita bahwa ia bisa menenggak dua puluh cangkir kopi dalam sehari saat latihan.
Untuk memulai karier sebagai barista di Indonesia, Anda tidak diwajibkan untuk mengikuti sekolah atau kursus tertentu. Meski memang, saat latihan di sekolah atau lembaga pendidikan Anda akan mendapat kemudahan dari akses alat, biji kopi, dan bimbingan instruktur berpengalaman.
Orang-orang yang tidak ikut kursus biasanya belajar secara otodidak di rumah. Masalahnya, tidak semua orang memiliki mesin espresso karena harganya cukup mahal. Karena itu, banyak orang yang memulai dengan bekerja sebagai junior barista, server, atau sekadar helper di coffee shop sambil belajar dari barista yang lebih senior.
Baca juga: Aneka Ragam Alat Pembuat Kopi
Training Menjadi Barista di Indonesia
Ada banyak tempat yang menyediakan kursus dan pelatihan untuk menjadi seorang barista. Semua tempat kursus memiliki materi dasar yang sama, hal yang membedakan hanya alat, instruktur, dan pembagian porsi jamnya saja. Berikut ini adalah beberapa materi pokok training menjadi barista.
1. Hospitality
Setiap pelanggan yang masuk ke dalam coffee shop Anda adalah raja, tak ada raja yang ingin dilayani dengan tidak baik. Melayani pelanggan adalah pekerjaan seorang barista, karena itulah pelatihan tentang seni melayani atau hospitality diperlukan.
Hampir seluruh kursus atau barista senior akan mengajarkan standar-standar agar Anda bisa mengakomodasi kebutuhan pelanggan yang datang. Materi ini tidak hanya menerangkan pengetahuan tentang bisnis dan dunia perkopian, tapi juga cara menghadapi pelanggan. Sebab percuma jika kopinya enak tapi pelanggan kapok datang karena Anda galak, judes, atau malah tidak paham kopi.
2. Coffee Cupping dan Olfactory Skill
Setelah belajar tentang hospitality, Anda akan diajarkan tentang coffee cupping. Bagi yang belum tahu, cupping merupakan cara menilai sebuah kopi berdasarkan profil rasa dan aromanya. Barista tidak hanya harus membuat minuman tapi juga meraciknya, karena itu teknik ini sangat penting.
Agar cupping dapat maksimal, Anda harus melatih olfactory skill. Jika Anda bingung apa itu olfactory skill dalam dunia kopi, mudahnya adalah kemampuan barista membedakan aroma seduhan biji satu dan lainnya.
Satu-satunya cara melatih kemampuan ini adalah dengan mencoba dan mencicipi kopi. Sementara, biasanya kursus hanya berlangsung selama tiga hari hingga seminggu, jadi butuh latihan ekstra di luar jam kursus.
Pada sesi ini, Anda juga akan diajari bagaimana memilih biji kopi yang baik dan cara menyimpannya agar awet. Jadi bisa mengetahui tingkat roasting dan grade biji yang Anda gunakan. Untuk cafe atau coffee shop, biasanya menggunakan biji kopi grade 1.
Baca juga: Perjalanan dan Proses Pengolahan Kopi sampai Siap Diseduh
3. Menelaah Ekstraksi Kopi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Kopi yang Anda minum sebenarnya merupakan hasil ekstraksi dari biji tanaman Coffea yang telah disangrai dan dihaluskan. Ternyata, ekstraksi ini bukan hal yang sederhana, ada teori dan faktor yang mempengaruhi.
Dalam Little Coffee Know it All, Shawn Steiman menjelaskan, “Menyeduh merupakan proses sederhana atas zat terlarut (partikel kopi) dengan pelarut (air) dari suatu matriks (bubuk kopi) untuk menghasilkan sebuah larutan (minuman).” Ia menambahkan, “Setiap parameter yang mempengaruhi ekstraksi perlu kita pahami, mulai dari energi (suhu), kualitas air, area permukaan, waktu kontak, agitasi, tekanan, rasio, tipe saringan, dan jenis wadah.”
Jadi, dengan mengutak atik parameter tersebut untuk menyeimbangkannya dengan karakter bahan baku yang dimiliki, sajian yang nikmat bisa tercipta. Oleh sebab itu, sangat penting bagi barista untuk mengetahui apa itu ekstraksi kopi dan apa saja faktor yang harus diperhitungkan.
Memang, kopi yang nikmat dimulai dari bahan baku yang berkualitas. Tapi biji kopi yang enak dan mahal, bisa saja terasa seperti ampas jika tidak diseduh dengan benar. Sebaliknya, biji yang murah juga bisa terasa sangat nikmat jika cara menyeduhnya tepat.
4. Manual Brewing
Setelah mengerti apa itu ekstraksi kopi, hal berikutnya adalah latihan manual brewing atau seduh tanpa mesin. Metode ini ada bermacam-macam dengan berbagai tingkat kesulitan. Mulai dari tubruk, pour over, vacuum, press, plunger, hingga immerse.
Pada latihan ini, Anda tidak hanya diajarkan teknik atau cara menggunakan alat-alatnya saja, tapi juga rasio. Sebab, beda metode seduh atau alat, beda pula rasio air dan bubuk kopinya. Beberapa alat seduh yang biasanya tersedia di cafe yaitu v60, tubruk, french press, dan vietnam drip.
Manual brew adalah salah satu skill yang harus Anda kuasai di luar kepala saat ingin menjadi barista. Sebab di cafe-cafe, menyeduh dengan metode manual tidak hanya sebuah proses, tapi juga atraksi. Di samping itu, manual brewing mampu memunculkan sensasi ngopi yang berbeda jika dibanding seduhan mesin espresso.
5. Teori dan Praktik Mesin Espresso
Tahukah Anda apa yang membuat barista berbeda dengan tukang kopi di warung-warung lainnya? Jawabannya adalah kemampuannya membuat minuman berbasis espresso. Sebab, jenis sajian tersebut merupakan ciri khas negara Italia.
Di kursus barista, Anda akan diajarkan berbagai teori, mekanisme, dan model-model mesin espresso yang ada di pasaran. Mulai dari yang otomatis, semiotomatis, profesional, hingga manual menggunakan rok presso.
Tidak hanya teori bagaimana mesin bekerja, seorang barista juga harus mengetahui cara memeliharanya. Juara kompetisi barista Indonesia, Doddy Samsura, menyebutkan di bukunya bahwa mesin espresso dan barista adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Oleh sebab itu, Anda juga akan diajari bagaimana cara mengecek mesin dan membenahi jika ada kerusakan.
6. Menyeduh Minuman Espresso Based
Setelah mengetahui teori-teori dan cara kerja mesin espresso, barista akan dilatih untuk membuat berbagai minuman espresso based. Membuat minuman espresso based sebetulnya tidak sulit karena sudah ada resep yang paten, tapi butuh latihan agar hasilnya konsisten dan efisien.
Sebab di cafe, biasanya jenis minuman ini paling banyak dipesan karena pembuatannya cepat dan rasanya nikmat. Jadi barista harus cekatan dan teliti jika tidak ingin pelanggan pindah ke kedai sebelah. Beberapa minuman espresso based contohnya adalah latte, cappuccino, macchiato, long black, con panna, dan masih banyak lagi.
7. Menyeduh Minuman Non Coffee
Untuk mengakomodasi orang-orang yang tidak kuat dengan kafein, hampir seluruh coffee shop menyediakan menu tanpa kopi. Tentu saja, barista tetap menjadi orang yang harus memenuhi keinginan pelanggan tersebut. Lalu apa saja minuman non coffee yang biasa diajarkan?
Beberapa menu yang diajarkan sebagian besar adalah latte. Bagi Anda yang belum tahu, latte sendiri berarti susu. Jadi menu-menunya merupakan minuman dengan campuran susu, hanya saja tidak menggunakan kopi melainkan matcha, syrup, coklat, atau teh.
Selain latte, calon barista juga akan diajari bagaimana membuat minuman-minuman mocktail. Tapi materi ini tidak diajarkan di semua tempat kursus.
8. Latte Art
Materi terakhir adalah tentang latte art, atau seni menggambar bentuk di secangkir kopi. Latte art termasuk ke dalam seni menyajikan minuman, tapi bukan sesuatu yang sangat wajib bagi seorang barista. Di kursus, biasanya Anda hanya akan diajari satu atau dua bentuk dasar saja.
Untuk bisa menguasai latte art, Anda butuh latihan yang panjang, tidak cukup hanya tiga atau empat hari. Selain itu, kualitas minuman buatan Anda juga harus sudah enak. Percuma jika tampilannya oke tapi rasanya seperti ampas.
Bagi Anda yang terobsesi dengan seni menggambar di secangkir latte, ada kursus tersendiri yang bisa Anda ikuti. Berbeda dengan kursus barista, kursus ini secara intensif mengajarkan teknik menggambar mulai dari yang flat hingga timbul.
Tips untuk Menjadi Barista Kopi yang Baik
Setelah mengetahui apa saja syarat dan bagaimana training barista itu, bukan berarti Anda tidak akan menemui masalah. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu saat bekerja atau menjalankan bisnis Anda.
1. Rajin-Rajin Melakukan Rinsing pada Group Head
Salah satu tugas dari barista adalah membersihkan tempat dan alat agar bisa bekerja efektif. Oleh sebab itu, tips pertama untuk menjadi barista yang baik adalah sering-sering membersihkan group head pada mesin espresso. Caranya adalah dengan mengalirkan sedikit air panas dari mesin, biasanya proses ini dinamakan rinsing.
Rinsing mungkin terlihat sepele, tapi rajin melakukannya ternyata berpengaruh pada hasil seduhannya. Sebab, dengan begitu sisa ekstraksi atau bahkan ampas dari seduhan sebelumnya tidak tercampur dengan minuman baru. Jadi hasilnya bisa lebih konsisten dan bebas dari bau dan rasa yang tidak enak.
2. Jangan Ragu Bereksperimen
Shawn Steiman dalam The Little Coffee Know it All mengatakan bahwa kopi bukan sains roket yang rumit. Tapi untuk memahaminya tidak mudah, seperti mempelajari ilmu kimia dan fisika.
Jadi, jangan ragu untuk bereksperimen dan membuat bermacam kopi. Meski Anda merupakan lulusan sekolah barista atau sudah berpengalaman bekerja selama bertahun-tahun, eksperimen tetap diperlukan. Tanpa mencoba hal yang baru, Anda tidak akan bisa berinovasi.
3. Sabar
Dalam buku Barista #NoCingCong, Willy Sidewalk menceritakan adanya pendekar kopi. Istilah itu adalah cara Willy untuk menggambarkan pelanggan yang masuk ke sebuah cafe untuk mencemooh si barista.
Pendekar ini tingkahnya beragam, ada yang memesan sesuatu di luar menu, menanyakan hal-hal yang sangat detil berharap baristanya bingung, hingga membawa biji sendiri untuk diseduh barista. Kesal? Wajar saja, tapi apakah Anda mau ribut dan mengganggu pelanggan lain?
Karena itulah penting untuk belajar ramah tamah dan melatih kesabaran dalam menghadapi pelanggan. Bayangkan saja, jika yang pendekar berhasil ditaklukkan sindiran dari pelanggan biasa pasti tidak ada apa-apanya.
4. Buat Blend yang Tidak Bergantung pada Satu Varietas
Tips keempat berkaitan dengan tips nomor dua, sebab barista bertanggung jawab dalam meracik houseblend. Membuat racikan houseblend seperti melukis, semua orang bisa melakukannya, tapi tidak semuanya terasa enak.
Jadi untuk menemukan cita rasa yang unik, barista bisa menghabiskan berminggu-minggu atau mungkin berbulan-bulan untuk eksperimen. Semakin banyak jenis biji yang digunakan, semakin sulit menyeimbangkan rasa. Namun, jika hanya sedikit jenis yang digunakan atau dominan rasa dari satu biji kopi, bayangkan jika tiba-tiba stocknya habis?
Houseblend dan cafe ibaratnya handphone dan baterai, ketika dayanya habis maka alat tidak akan bekerja. Oleh karena itu, banyak ahli racik yang memilih untuk menghabiskan waktu bereksperimen agar mendapat formula yang seimbang dengan menggunakan beragam jenis kopi. Jadi risiko kehabisan green bean bisa diperkecil.
5. Tawarkan Menu Spesial Hari Itu
Untuk apa eksperimen capek-capek tapi tidak ada yang mencoba sajian Anda? Karena itu jangan malu dan tawarkan menu spesial cafe Anda kepada tamu yang datang.
Dengan begitu Anda bisa mendengar tanggapan dan juga respon orang yang menikmati. Anda juga bisa membenahi rasanya berdasar masukan para pelanggan. Siapa tahu, karena nikmat sajian baru itu bisa masuk ke dalam menu reguler.
Persaingan di Kompetisi Kopi
Tidak hanya pekerjaan, bisnis, atau kursus, barista juga diatur oleh asosiasi dan dipertandingkan. Pertandingan meracik kopi ini diselenggarakan di berbagai tingkat, dari lokal, nasional, hingga internasional.
1. Aspek Penilaian
Perlu Anda ketahui bahwa biji kopi yang digunakan untuk kompetisi harus disediakan sendiri oleh peserta. Hal ini menjadi aspek penilaian pertama, yaitu kualitas bahan yang digunakan. Inilah pentingnya pengetahuan tentang kopi dan kemampuan barista menilai bahan yang digunakan.
Setelah menilai biji kopi, aspek penilaian kedua adalah produk atau hasil seduhannya. Tes yang pertama adalah membuat espresso. Pada tes ini ada enam indikator penilaian barista, mulai dari kebersihan, persiapan alat, sampah sisa, konsistensi, kecepatan menyeduh, dan waktu ekstraksi. Setelah itu espresso akan dinilai warna crema, kekentalan, rasa, dan presentasinya.
Setelah itu, para peserta akan diminta membuat cappuccino. Indikator penilaian barista pada tes minuman ini sama seperti pada tes espresso. Sementara penilaian minumannya berbeda, cappuccino dinilai berdasar rasa, kekentalan, tebalnya foam, dan presentasi.
Aspek ketiga yang dinilai adalah pelayanan dan komunikasi. Pada saat tes membuat minuman, barista akan dilempari pertanyaan oleh para juri selama proses. Ia juga harus mempresentasikan hasil seduhannya saat menghidangkan minuman. Hal yang dinilai pada tes ini tidak hanya keramahan dan pengetahuan tentang kopi, tapi juga detil pekerjaan, kerapihan, dan penampilan si ahli seduh itu sendiri.
2. Kompetisi Barista di Indonesia
Kompetisi barista di Indonesia ada banyak, dari lokal, regional (provinsi), hingga nasional. Kompetisi-kompetisi tersebut diatur di bawah Indonesian Barista Competition (IBC). Apa itu Indonesian Barista Competition? Bagaimana awal terbentuknya?
IBC adalah sebuah kompetisi yang kemudian menjadi organisasi penyelenggara lomba barista. Organisasi ini awalnya menyelenggarakan lomba berskala nasional pertama kali di tahun 2004 dan terus berlangsung tiap tahun.
Awal mula terbentuknya IBC adalah berkat kesuksesan Siti Zuhriyah pada World Barista Championship 2003. Meski terhenti di peringkat 17, Henry Harmon, bos dan pemilik Casswell Coffee tempat Siti bekerja, memiliki ide untuk membuat kompetisi serupa berskala nasional.
Pada 2004, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) pun mendukung penyelenggaraan lomba ini di Jakarta. Hasilnya cukup baik, dari tahun ke tahun jumlah peminat dan kualitas pesertanya pun meningkat. Sampai pada 2009, Specialty Coffee Association Indonesia pun menaungi penyelenggaraan lomba ini.
Barista adalah Profesi yang Membutuhkan Passion
Kini Anda sudah tahu apa itu barista beserta tugas, tanggung jawab, dan dasar-dasar yang harus dikuasai. Semoga setelah membaca ulasan di atas, wawasan Anda tentang dunia perkopian semakin luas.
Kira-kira, apakah Anda tertarik untuk menjadi ahli racik kopi? Jika tidak pun tidak masalah, sebab menjadi ahli racik minuman pahit ini butuh passion. Waktu latihan dan biaya yang dibutuhkan pun tidak sedikit.
Jika Anda tertarik berkarier menjadi barista, ada beberapa tips. Pertama, ikutilah kursus atau kelas barista, karena selain ilmu Anda juga bisa mendapatkan koneksi. Kedua, jika mengikuti kelas sebaiknya bekali diri dulu dengan pengetahuan dasar dan istilah tentang kopi. Di Kopipedia, ada beragam info menarik yang bisa dipelajari. Selamat membaca!